Laman

Senin, 21 September 2015

Si Hijau Kecil


Apakah kamu mengetahui apa lumut itu ?
Tentunya kalian sudah mengetahui apa lumut itu ??

Lumut termasuk tumbuhan Gametofit karena tumbuhan ini menghasilkan spora yaitu hasil peleburan sel gamet. Lumut adalah tumbuhan yang akrab kita temui ditempat yang lembab. Selain ditempat yang lembab lumut juga tumbuh ditempat yang teduh, berkembang dilantai hutan. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil. Lumut tingginya mencapai 1-2 cm, sedangkan tinggi lumut yang berada dihutan bisa mencapai 20 cm. Lumut biasanya menempel pada benda maupun tumbuhan yang lembab. Akibatnya bisa jadi karena sering terjadi hujan dan sinar matahari. Ada kurang lebih 12.000 jenis lumut.
Gambar.Contoh Lumut

Penyebab terjadinya adalah kelembaban dan cuaca. Udara yang mengandung uap air yang ada diudara begitu juga sebaliknya jika semakin sedikit uap air yang ada diudara maka akan menjadikan kering. Penyebab timbulnya lumut bisa terjadi karena timbulnya kadar Nitrat. Lumut bisa menghisap makanan dari sesuatu yang ditumpanginya tersebut karena dia terlalu lama menumpangi sesuatu benda tersebut. Semakin lama ditumpangi maka yang akan terjadi yang ditumpanginya itu tidak punya cadangan untuk hidupnya itu.
  • Manfaatnya : 
Untuk obat jantung, obat anti jamur, menahan erosi tanah, mengurangi bahaya banjir, meningkatkan sumber air ,mensuplai oksigen, dan lain sebagainya.
  • Kerugiannya :
Mengotori dinding, melapukkan batu, dan lainnya. Jangan khawatir lumut yang berada ditembok bisa dihilangkan  dengan cara : Tembok dikikis terlebih dahulu lalu dicat. Agar tempat yang lembab itu tidak lagi berkembang biak lagi.

Hamparan Padang Rumput Savana

Savana itulah dia formasi formasi yang indah yang terletak jauh disana. Savana adalah formasi rerumputan yang menutupi areal yang luas dari daerah intertropikal. Savana dapat dicirikan dengan graminae tinggi, pohon-pohon besar, dan semak-semak.

Savana berkembang di daerah tropis dengan 2 musim, lembab dan kering. Savana tersusun dari tumbuhan graminae, kebanyakan memiliki batang di bawah tanah yang penuh dengan cadangan makanan (rhizoma) yang dapat membuat mereka dapat bertahan di musim kering nanti.

Pohon yang terdapat di savana umumnya kecil, tidak mencapai lebih dari 15 m, kulit kayunya tebal, berganti daun dan batangnya bercabang membelit. Savana berkembang di daerah yang hangat dengan pergantian musim kering dan hujan (Brazil, Amerika Tengah, Afrika, Asia tenggara, dan Australia Utara).Savana, mungkin kata-kata savana masih jarang terdengar di telinga kita, savana sebenarnya adalah formasi tumbuhan di antara hutan ekuator dan padang subtropis.
Gambar Padang rumput savana (sumber foto : Wisatanature.com)
  
Savana di bagi menjadi 3 tipe;
  • Padang Rumput Savana
 Umumnya tersusun dari rumput panjang, yang tumbuh sekitar 80 cm dan beberapa meter. Padang 
 rumput savana tidak memilki pohon.
  • Savana Semak
Pada savana semak, di sana banyak tumbuhan kayu tumbuh di antara rumput-rumput tinggi. 
Pada savana semak ada semak-semak di daerah terpisah atau menyatu dan pohon kecil seperti Akasia (pohon kecil berduri yang sangat tahan kekeringan). 
  •   Savana Pohon
Savana yang terdapat di pinggiran hutan ekuator. termasuk pohon tinggi seperti Baebab (pohon lambang savana amerika)

Padang rumput savana juga terdapat di Indonesia. Contoh padang rumput savana Taman Nasional Gunung Merbabu, NTT, NTB.
Penulis : Angel

Kamis, 17 September 2015

Si Peloncat di Balik Rerumputan

      Belalang termasuk salah satu serangga yang hidup di rerumputan dan populasinya pun masih banyak. Belalang tentunya bukan serangga asing yang sering terdengar di telinga kita. Jenis jenisnya pun masih sangat banyak. Belalang termasuk hewan yang mengalami metamorfosis yang tidak sempurna.
       Warna tubuhnya ada berbagai macam dari hijau, coklat, kuning kemasan dan lain-lain. Belalang memiliki bentuk tubuh yang berbeda beda. Ada belalang yang bentuk sayapnya bertumpuk tumpuk, lurus melebihi panjang perut, bahkan ada pula yang sayapnya tidak panjang.
       Pada umumnya kita menemukan belalang yang sedang beterbangan di rerumputan, namun tidak jarang pula kita melihat belalang yang berlompatan kesana kemari. Belalang dapat melompat dengan kekuatan kaki belakangnya dan dorongan dari tubuhnya. Corak yang terdapat pada tubuhnya bisa menjadi tanda jenis belalang yang berbeda.
       Antena yang terletak di ujung kepalanya berfungsi sebagai penerima rangsangan fisik, bau, suhu, kelembapan, suara dan terkadang memainkan peranan penting dalam proses perkawinan. Antena juga sebagai ciri taksonomi serangga.
      

Belalang pun dapat di konsumsi sebagai lauk untuk makan,ternyata belalang mengandung kadar protein yang tinggi, bahkan lebih banyak belalang dari pada udang. Belalang berkembang biak dengan cara bertelur.Jumlah telur belalang sekali berkembang biak dapat mencapai 270 butir telur.

Sabtu, 12 September 2015

Pengambilan Sampel di Muara Sungai Progo

Pada hari Minggu tanggal 13 September 2015. Aku dan teman-teman KIR MTs DU dan dibimbing langsung oleh bu Nur Sita Hamzati melakukan penelitian di Muara Sungai Progo. Kami semua berangkat dari sekolahan menggunakan sepeda. Jarak antara sekolah kami dengan Muara Sungai Progo kurang lebih 5 km. Kami semua berangkat pada jam 07:40 sampai di muara sekitar jam 08:00 WIB.
Sesampainya di sana, kami semua merasa capek. Tetapi rasa capek kami seakan-akan hilang setelah melihat keindahan alam Muara Sungai Progo. Sebelum melakukan penelitian kami semua di beri pengarahan tentang bagaimana cara mengambil sampel. Setelah beberapa menit di terangkan tentang cara pengambilan sampel kami menyiapkan alat dan bahan yang kami bawa dari sekolah. Contohnya seperti plakon, penggaris, toples, alkohol, formalin, kamera dan alat tulis.
Setelah menyiapkan alat dan bahan, kami langsung memulai pengambilan sampel dan kami langsung tertuju pada tepi muara. Tetapi karena kami sulit menemukan sampel yang ingin kami dapatkan, dan kami pun bermain-main air dan bersenda gurau bersama.

Gambar 1. Penanaman mangrove

Namun setelah melihat beberapa orang dari Fakultas Kehutanan UGM yang didanai oleh LIPI, yang sedang menanam Mangrove atau nama lainnya bisa di sebut dengan Bakau lalu kami pun turut membantu menanam tumbuhan mangrove dengan rasa senang. Lalu setelah beberapa menit kemudian kami pun melanjutkan mencari sampel, dan kami pun langsung tertuju pada beberapa kelompok pemancing yang ada di Muara. Dan teman kami yang bernama Angel Syahputri menanyakan pada salah satu pemancing tentang apa saja jenis ikan yang ada di sana, dan setelah di beri tau oleh salah satu pemancing yang sudah berpengalaman memancing di Sungai Progo kini kita bisa mengetahui jenis-jenis ikan yang ada disana.
Setelah banyak bertanya-tanya kepada salah satu pemancing yang ada disana, kami pun menyeberangi muara Sungai Progo. Ditengah muara kami melihat beberapa ikan kecil yang berenang dengan cepat. Sesampainya di tepi muara kami pun mencari sampel-sampel yang kami butuhkan. Kami langsung mendapat sampel-sampel yang dibutuhkan. Setelah kami  menemukan sampel-sampel yang kami butuhkan kamipun langsung memasukanya kedalam plakon. Beberapa makluk hidup yang kami dapatkan antara lain belalang, molusca, dan sebagainya.  Setelah itu kami merekam atau mengambil gambar sampel yang kami dapat.


 


Setelah kami mandapatkan semua bahan yang bisa kami amati, kami pun bergegas untuk pulang ke sekolah. Di saat perjalanan pulang kami semua bersantai-santai di sebuah gubug sambil memakan bekal. Setelah lama bersantai kami pun langsung melanjutkan perjalanan kami ke MTs DU. Sesampainya di sekolah kami pun langsung mengamati sampel makhluk hidup di lab. Dengan rasa senang dan gembira akhirnya kami pun merasa puas dengan penngambilan dan penelitian sampel-sampel makhluk hidup. Terima kasih bu Nur Sita Hamzati.

Kamis, 10 September 2015

Penelitian Perdana

Pada tanggal 5 September 2015, kami Kelompok Ilmiah Remaja MTs DU menelusuri sungai Bedoyo pada jam 15.30 dari MTs DU yang terdiri dari : Zaidan, Fikih, Novi, Desta, Adel, Angel, Vani, Dessi, Uchta bersama  pembimbing kami bu Nur Sita Hamzati. Kami berangkat menggunakan sepeda dengan jarak tempuh serkitar 3-4 km dengan waktu  setengah jam.

Gambar 1. Penjelasan materi

Setelah kami sampai, kami memulai penelitian kami dengan seedikit pembahasan  materi terlebih dahulu. Pembahasan materi saat itu mengulas tentang pengertian dari KIR. Setelah pembahasan kami di beri kebebasan untuk meneliti apa saja yang ada di sekitar Sungai Bedoyo.kemudian kami mulai mencari target apa yang akan kami teliti masing-masing saat kami akan memulainya tanpa kami sadari ada sekumpulan sapi yang sedang mandi di sungai itu. Lalu, sekumpulan sapi itu menjadi pusat perhatian kami semua.

 Gambar 2.Proses pengamatan
Gambar 3. Proses pengumpulan data

  
Kemudian kami memulainya kembali dengan mencari apa ang akan kami teliti itu, mungkin selama ini kita sudah sering melihat sapi namun belum tentu kita mengetahui keseluruhan  sebagian dari kami pun ada yang meniliti tentang sapi tentang sapi tersebut. Cara kami meneliti pun berbeda beda karena kami memiliki cara sendiri-sendiri dalam meneliti. Selain kami meneliti, kami juga dapat menikmati keindahan alam yang ada di sekitar Sungai Bedoyo tersebut. Kami meneliti tidak hanya 1 macam, ada yang 2 bahkan lebih.

Salah satu dari kami pun ada yang mencoba mengamati dan meneliti kolonjono,bentuknya hampir seperti rumput hanya saja ukurannya lebih besar dan terdapat trikoma pada permukaan daunnya.Tumbuhan kolonjono juga sangat bermanfaat apalagi pada peternakan,kolonjono sering di manfaatkan sebagai pangan pada hewan ternak  seperti kambing dan sapi.
Gambar 4. ilustrasi rumput kolonjono
                  
 Setelah itu kami kami di perintahkan oleh pembimbing kami untuk memotret masing-masing obyek penelitian kami sebagai barang bukti bahwa kami telah melakukan penelitian. Namun di saat kami memotret ternyata hasilnya pun tidak sebagus yang sering kami lihat,dari situlah kita mengetahui hal sepele seperti itu pun belum tentu kita dapat melakukanya,kami pun juga ingin agar kami dapat melakukan hal tersebut walupun hanya hal sepele. Berhubung kami belum bisa kami masih membutuhkan pengarahan dari pembimbing kami.

                

 Akhirnya kegitan  untuk meneliti pun telah selesai, karena hari sudah hampir gelap sebelum bersiap untuk pulang kami pun menyempatkan diri untuk melakukan foto bersama untuk mengisi album KIR kami. Setelah itu kami berkemas kemas dan pulang.





penulis; Angel dan Vani