Laman

Rabu, 26 Maret 2014

KISAH KU DAN BURUNG CICI PADI

Di teriknya mentari hari Jum'at, 22 November 2013 sekitar pukul 15.00, kami masih di Madrasah Tsanawiyah Darul ‘Ulum Muhammadiyah Galur. Begitu terasa menyengat panas teriknya matahari di kala itu. Meskipun mentari hampir condong ke arah barat, tapi keteduhan mengiming-imingi kami sehingga terhalau menuju ke sebuah peraduan. Tepat berada di pinggiran desa, yang teriring permadani berwarna hijau.
Saat itu, aku dan kawan-kawan masih berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR. Namun, ekstra ini dilakukan setelah Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathon (HW) yang artinya Pecinta Tanah Air, tapi kalau di Sekolah Negeri biasanya disebut Pramuka. Saat itu, aku hanya bersama dengan Ani, Elsa, Nana, Anisa, Arvina, dan Erlin. Padahal anggota resminya ada 19 orang. KIR merupakan Kegiatan ekstrakurikuler yang masih baru dan dibimbing oleh Bu Sita.
Setelah berkali-kali melakukan pembimbingan di kelas, akhirnya tibalah hari yang begitu spesial. Kali ini KIR dilakukan di luar ruangan (outdoor), ya sebelumnya memang Bu Sita telah memberikan kode bahwa beliau sedang bosan membimbing di dalam ruangan. Sehingga pada akhirnya, kami dengan semangat menyerukan untuk belajar di luar. Setelah kegiatan ekstra HW tersebut, selanjutnya kami berjalan menepi di sebuah desa Sorobayan. Satu-persatu duduk dengan santai melanjutkan tugas membuat cerpen yang menjadi PR minggu lalu. Sepuluh menit kemudian, ada sekitar 12 teman-temanku duduk melingkar memenuhi jalan tak beraspal. Seorang teman bernama Hilmen, membacakan cerpennya tentang IBU dan dilanjutkan oleh Arvina.
Karena waktu yang terus bergulir sesuai jalurnya, maka satu persatu teman ku pulang dan tersisa hanya kami berenam bersama dengan Bu Sita. Selanjutnya acara bebas yang diisi dengan melakukan pengamatan burung di sekitar sekolah. Tepat di depan kami, hamparan sawah yang masih sangat luas yang terisi dengan berbagai tumbuhan padi dan berhiaskan tumbuhan liar serta hewan-hewan yang begitu menakjubkan.
Angin yang begitu sepoi-sepoi ditambah dengan cahaya matahari yang menyinari suasana siang itu hingga cuaca itu menjadi panas. Jadwal kegiatan KIR kali itu adalah pengamatan yang tak lain dan tak bukan adalah pengamatan burung. Saat itu kami pun mencari tempat untuk pengamatan, dan setelah berhasil mencari tempat kami pun mulai menjalankan tugas kami.
 “Sama..??” kata Bu Sita. Ya begitulah awalnya, ku pikir semua burung itu sama semua. Umm.. namun tebakan ku itu salah, saat ku lihat memakai teropong “binokuler” ternyata jenis burung itu berbeda-beda. Akhirnya aku pun memilih untuk mengamati seekor burung yang bernama "CICI PADI".
Burung cici padi mempunyai nama latin yaitu "Cisticola juncidis". Burung itu mempunyai sayap coklat, berukuran kecil, dengan panjang tubuh dari ujung paruh sampai ekor adalah kira-kira 10 cm, sisi bawah tubuh agak pucat, lebih putih daripada Cici merah. Tungging kuning tua kemerahan dengan ujung ekor berwarna putih menyolok. Ekor kerap digerak-gerakkan menutup dan membuka serupa kipas, Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis/bercoret hitam. Suaranya “dik-dik..dik-dik” atau “zit-zit ..zit-zit” berulang-ulang. Alis putih, sisi leher dan tengkuk berwarna pucat. Iris mata coklat, paruh coklat, kaki putih sampai kemerahan. Biasanya menghuni padang rumput dan persawahan, terutama dekat air. Cici padi lebih banyak menjelajah di sela-sela kerimbunan batang-batang rumput yang tinggi. Kawan, rasanya sangat menarik sekali..!!!
Tak terasa, mentari semakin mendekati tempat persembunyiannya. Begitu pula dengan kami yang juga harus kembali pulang. Dan akhirnya, sampai jumpa lagi.... Mungkin secuil tulisan tentang perjalanan ku mengenal burung cici padi dapat bermanfaat untuk teman-teman semua. Dannn.. pesen ku : SOBAT, MARI KITA LEBIH PEDULI DENGAN ALAM SEKITAR... KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI..!!

Penulis : Haida Setyani Kelas VIII

Tidak ada komentar:

Posting Komentar