Laman

Sabtu, 29 Maret 2014

WEEKEND IN PROGO DELTA #part 1

Gambar 1. Delta Sungai Progo
               Pada hari sabtu siang (29 Maret 2014) adalah jadwalnya ekstrakurikuler di sekolah yaitu KIR. Sudah sekitar 1 bulan kita tidak mengikuti kegiatan sekolah... ya memang karna libur juga sih. Nhaa.. pada hari ini kami semua memulai lagi ekstra KIR di sekolah seperti biasanya. Tetapi hari ini yang mengikuti ekstra KIR cuman 6 orang (fian, pria, putra, hilmen, haida, dan nadia) karena teman2 yang lain sedang ada acara lain. Ya memang jadi terasa sepi karena cuman berenam, jadwal siang ini adalah pengamatan hewan “MOLUSKA” dimana salah satu contohnya siput.
Gambar 3. Menulis artikel

               Yahhh… saat KIR dimulai bu Sita membacakan dan memberi  tawaran agenda pada hari ini yaitu yang saya sampaikan tadi “pengamatan” tetapi ada usul dari salah satu anggota KIR yaitu Pria untuk berjalan-jalan ke pantai trisik mengamati hewan Moluska tersebut. Dan bu Sita menawarkan pada kami semua tentang usul si pria tersebut.. dan akhirnya kami pun setuju, apalagi Alfian sama Nadia yang bias langsung sekalian pulang :D.


Gambar 2. Mencari Moluska
Tepatnya sekitar pukul 13.15 kami bersiap-siap untuk melakukan petualangan di pantai trisik. Kami semua berangkat menggunakan sepeda terkecuali saya (haida) saya bonceng bu Sita menggunakan motor :-). Sesampai di sana saya melihat burung-burung salah satunya adalah burung “cangak abu”  yang berwarna abu-abu, hitam dan putih. Kami juga melihat bekas pijakan kaki burung tersebut. Bukan hanya burung cangak abu saja yang kami lihat tetapi kami juga melihat burung pantai yang berwarna coklat batik yang warna coklatnya hampir sama dengan coklat lumpur, karena kami tidak ada yang tau nama burung tersebut maka kami menyebutnya burung pantai.
Gambar 4. Jejak kaki burung
               Tetapi yang menjadi obyek utama pengamatan kami adalah hewan gastropoda, dann.. yang kami temukan di sana adalah berbagai macam kerang baik yang hidup atopun yang mati. Menurut perkiraan si Pria, dalam 1x1 meter petak contoh itu terdapat sekitar 35 kerang, kerang-kerang tersebut ada yang ditemukan di dalam air, ada juga yang di pingir-pinggir pantai. Dan kerang-kerang yang kami temukan tersebut ada yang berisi dan ada juga yang tinggal cangkangnya.

Gambar 5. Jenis-jenis moluska yang ditemukan di Delta Sungai Progo

               Nhaa.. dari situ kita dapat  mengajukan pertanyaan apakah yang memakan kerang-kerang yang tinggal cangkangnya tersebut adalah burung-burung yang nampak jejaknya?? ..

Rabu, 26 Maret 2014

Herbarium : Tanaman Rimpang

Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang diawetkan. Berdasarkan metode pengawetannya, herbarium dibagi menjadi dua macam, yaitu herbarium basah dan herbarium kering. Herbarium basah biasanya diawetkan dengan cara merendam spesimen dalam alkohol. Sedangkan herbarium kering dilakukan dengan pengeringan spesimen, sehingga tidak lagi mengandung kadar air. Fungsi utama dari herbarium adalah sebagai koleksi dan menjadi referensi dalam mengidentifikasi tumbuhan. 

Pengenalan materi tentang keanekaragaman makhluk hidup memang sudah disampaikan mulai kelas VII SMP/MTs. Akan tetapi, pada kesempatan kali ini Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) MTs Darul 'Ulum Muhammadiyah Galur melakukan praktek untuk membuat herbarium. Praktek pembuatan herbarium bermaksud melatih siswa agar mampu memahami dan mengetahui keanekaragaman jenis makhluk hidup.

Gambar 1. Herbarium Tanaman Rimpang

Tema herbarium kali ini adalah tanaman rimpang (tanaman yang mempunyai akar tinggal). Tanaman rimpang yang begitu beragam dan sulit untuk dibedakan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi siswa-siswi anggota KIR dalam mencari bahan. Famili dari tanaman yang memiliki akar tinggal ini adalah Zingeberaceae yang tergolong kedalam kelas Monocotyledone.

Herbarium tanaman rimpang yang dibuat kali ini hanya mengambil bagian dari akarnya (rizhomanya) saja. Tanaman yang digunakan pada praktek ini adalah Jahe (Zingiber officinale), Lengkuas (Alpinia galanga), Kunyit (Curcuma domestica), Kencur (Kampferia galanga), Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), Temu ireng (Curcuma aeruginosa), Lempuyang (Zingiber aromaticum).

Tanaman rimpang tersebut sangat mudah diperoleh. Kondisi tanah yang subur menjadikan tanaman ini tumbuh subur di kebun-kebun siswa. Oleh karena itu, bahan diperoleh langsung dengan cara mencabut tanaman rimpang dan mengambil rizhomanya. Kemudian, akar tanaman rimpang tersebut dibersihkan dengan air sehingga tidak ada tanah yang menempel dan dikeringkan di bawah sinar matahari langsung agar cepat hilang kadar airnya. Agar steril, terakhir sebelum di kemas dapat dibersihkan dengan alkohol dan dikering anginkan. 

Sambil menunggu kering, label untuk masing-masing herbarium disiapkan. Label terdiri atas nama tumbuhan sebagai judul, kemudian isi dari label diantaranya adalah taksonomi tumbuhan, kegunaan, tahun pembuatan, dan kolektor. Label dapat ditempelkan dekat dengan spesimen. Agar herbarium tidak berjamur, maka berilah silica gel yang dapat diperoleh dari kardus sepatu atau bisa membeli di toko kimia.

Selamat Berkreatifitas Guys...!!!

JEJAK SI HEWAN KECIL

Tik.. tik..tik.. bunyi hujan membasahi bumi pertiwi, dan waktu pun terus berdetik. Dan semakin lama hujan juga semakin kencang.. Maklumlah bulan Desember jadwalnya hujan menunaikan tugasnya untuk memberi sumber air kepada manusia. Pada musim hujan, biasanya hewan-hewan kecil harus mengungsi untuk menghindari genangan air yang mengganggu habitatnya. Ya seperti halnya manusia yang juga mengungsi ketika terjadi banjir.

Namun, kali ini saya tidak akan membahas yang namanya manusia. Tapi disini saya akan membahas hewan kecil yang hidupnya berkoloni. dan ketika ada air, dia mulai berbondong-bondong untuk mengungsi. Siapakah dia??? Yaaa, inilah dia semut.
Gambar 1. Koloni Semut berjalan
Desember??? Yeaachh.. 


Bulan libur panjang bagi siswa-siswi pelajar. Dan saat liburan panjang tiba, saudara-saudaraku berkumpul dirumahku...Dan tiba-tiba saja saudaraku memanggil....

“Mbaaakk Daaa...” Teriaknya

“Apaan siihh??” Kataku
“Ini loohh.. Semutnya banyak banget” Terangnya dengan nada jengkel


Gambar 2. Aktivitas semut saat menemukan makanan
Yaa... biasa anak kecil suka lebay dalam suatu hal, termasuk dalam hal semut yang berkeliaran melewati lantai rumahku. 


Yaahh.. siapa yang tidak mengenal hewan bernama “ Semut” atau dalam bahasa inggris Ant. Hidupnya selalu bergerombolan (berkoloni), biasanya berjalan-jalan mencari makan. Perilakunya dapat menjadi salah satu teladan yang wajib di contoh setiap manusia (yaitu bergotong royong). Dalam klasifikasi makhluk hidup, Semut merupakan hewan Filum Arthropoda yang tergolong ke dalam Insecta (serangga) dan termasuk dalam famili Formicidae.
Gambar 3. Sistem kerjasama semut saat membawa makanan
Yeachh.. salah satu hal yang paling disukai semut yaitu gula, yaa siapa sih yang gak tau gula..? Semua orang membutuhkan gula yang berfungsi menjadi energi dalam tubuh manusia. Begitu juga semut memerlukan gula untuk memenuhi energinya. Sehingga dalam masa tertentu, semut berbondong-bondong mengumpulkan gula untuk memenuhi stok makanan ketika musim hujan seperti ini.

Ahaaa, kalo manusia kebanyakan gula bisa menjadi diabetes. Nah, kalo semut bisa diabetes ndak yaaa..?? Nah Looo....!!! hehe :)

Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Semut tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, yaitu melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa. Dan adapun macam-macam semut antar lain : semut api, semut faraoh, semut bau, dll.



Gambar 4. Bagian tubuh semut (sumber : ngember.blogspot.com)

 
Pada bagian kepala, terdapat sepasang antena yang membantu semut dalam mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga berfungsi untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena digunakan sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Haida Setyani (kelas VIII)

KISAH KU DAN BURUNG CICI PADI

Di teriknya mentari hari Jum'at, 22 November 2013 sekitar pukul 15.00, kami masih di Madrasah Tsanawiyah Darul ‘Ulum Muhammadiyah Galur. Begitu terasa menyengat panas teriknya matahari di kala itu. Meskipun mentari hampir condong ke arah barat, tapi keteduhan mengiming-imingi kami sehingga terhalau menuju ke sebuah peraduan. Tepat berada di pinggiran desa, yang teriring permadani berwarna hijau.
Saat itu, aku dan kawan-kawan masih berada di sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KIR. Namun, ekstra ini dilakukan setelah Kegiatan ekstrakurikuler Hizbul Wathon (HW) yang artinya Pecinta Tanah Air, tapi kalau di Sekolah Negeri biasanya disebut Pramuka. Saat itu, aku hanya bersama dengan Ani, Elsa, Nana, Anisa, Arvina, dan Erlin. Padahal anggota resminya ada 19 orang. KIR merupakan Kegiatan ekstrakurikuler yang masih baru dan dibimbing oleh Bu Sita.
Setelah berkali-kali melakukan pembimbingan di kelas, akhirnya tibalah hari yang begitu spesial. Kali ini KIR dilakukan di luar ruangan (outdoor), ya sebelumnya memang Bu Sita telah memberikan kode bahwa beliau sedang bosan membimbing di dalam ruangan. Sehingga pada akhirnya, kami dengan semangat menyerukan untuk belajar di luar. Setelah kegiatan ekstra HW tersebut, selanjutnya kami berjalan menepi di sebuah desa Sorobayan. Satu-persatu duduk dengan santai melanjutkan tugas membuat cerpen yang menjadi PR minggu lalu. Sepuluh menit kemudian, ada sekitar 12 teman-temanku duduk melingkar memenuhi jalan tak beraspal. Seorang teman bernama Hilmen, membacakan cerpennya tentang IBU dan dilanjutkan oleh Arvina.
Karena waktu yang terus bergulir sesuai jalurnya, maka satu persatu teman ku pulang dan tersisa hanya kami berenam bersama dengan Bu Sita. Selanjutnya acara bebas yang diisi dengan melakukan pengamatan burung di sekitar sekolah. Tepat di depan kami, hamparan sawah yang masih sangat luas yang terisi dengan berbagai tumbuhan padi dan berhiaskan tumbuhan liar serta hewan-hewan yang begitu menakjubkan.
Angin yang begitu sepoi-sepoi ditambah dengan cahaya matahari yang menyinari suasana siang itu hingga cuaca itu menjadi panas. Jadwal kegiatan KIR kali itu adalah pengamatan yang tak lain dan tak bukan adalah pengamatan burung. Saat itu kami pun mencari tempat untuk pengamatan, dan setelah berhasil mencari tempat kami pun mulai menjalankan tugas kami.
 “Sama..??” kata Bu Sita. Ya begitulah awalnya, ku pikir semua burung itu sama semua. Umm.. namun tebakan ku itu salah, saat ku lihat memakai teropong “binokuler” ternyata jenis burung itu berbeda-beda. Akhirnya aku pun memilih untuk mengamati seekor burung yang bernama "CICI PADI".
Burung cici padi mempunyai nama latin yaitu "Cisticola juncidis". Burung itu mempunyai sayap coklat, berukuran kecil, dengan panjang tubuh dari ujung paruh sampai ekor adalah kira-kira 10 cm, sisi bawah tubuh agak pucat, lebih putih daripada Cici merah. Tungging kuning tua kemerahan dengan ujung ekor berwarna putih menyolok. Ekor kerap digerak-gerakkan menutup dan membuka serupa kipas, Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis/bercoret hitam. Suaranya “dik-dik..dik-dik” atau “zit-zit ..zit-zit” berulang-ulang. Alis putih, sisi leher dan tengkuk berwarna pucat. Iris mata coklat, paruh coklat, kaki putih sampai kemerahan. Biasanya menghuni padang rumput dan persawahan, terutama dekat air. Cici padi lebih banyak menjelajah di sela-sela kerimbunan batang-batang rumput yang tinggi. Kawan, rasanya sangat menarik sekali..!!!
Tak terasa, mentari semakin mendekati tempat persembunyiannya. Begitu pula dengan kami yang juga harus kembali pulang. Dan akhirnya, sampai jumpa lagi.... Mungkin secuil tulisan tentang perjalanan ku mengenal burung cici padi dapat bermanfaat untuk teman-teman semua. Dannn.. pesen ku : SOBAT, MARI KITA LEBIH PEDULI DENGAN ALAM SEKITAR... KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI..!!

Penulis : Haida Setyani Kelas VIII

WHO are YOUNG SCIENTISTs..??

We are Young Scientists..!!! We are Young Scientists..!!! We are Young Scientists..!!! DU yes.!

Sebut saja kami ini adalah Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) MTs Darul 'Ulum Muhammadiyah Galur.

Ya, memang dulu namanya adalah GEBLEK yang berarti Generasi Seniman Berilmu Lingkungan dan Teknologi. Akan tetapi, karena pemberian nama tersebut kurang pas untuk sebuah kelompok ilmiah remaja, maka dengan ini KIR MTs DU Muh. Galur berganti nama menjadi Darul Ulum's Young Scientist (DU-yes!)

sedangkan istilah GEBLEK masih tetap digunakan untuk karya seni, seperti puisi, cerpen, cerita bergambar/komik, kaligrafi dan lain sebagainya

Terima kasih....