Laman

Senin, 05 Mei 2014

Budidayakan 3R for 0T di Sekolah

Penulis : Fathiyah Hasna

      Sampah merupakan suatu hal yang tidak pernah luput dari kehidupan manusia. Hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan (konsumsi) manusia yang terus meningkat. Semakin tinggi tingkat konsumsi manusia maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Oleh karena itu, masalah sampah tidak akan ada habisnya, karena sampah selalu berhubungan dengan pola hidup manusia.
Kebanyakan orang malas membuang sampah pada tempatnya. Padahal mereka telah mengerti akibat dari membuang sampah sembarangan. Bukankah sudah ada peringatan-peringatan mengenai membuang sampah? Bahkan banyak media cetak dan elektronik yang menampilkan dampak buruk akibat sampah. Namun masih ada saja penduduk yang tidak menghiraukan peringatan-peringatan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap kalangan belum memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu adanya penanaman kesadaran dalam membuang dan mengelola sampah dengan benar, salah satunya di sekolah.
Sekolah merupakan tempat berbasis pendidikan yang seharusnya dapat mengelola sampah dengan benar. Di dalamnya terdapat kaum terpelajar yang terdiri atas kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai kebersihan. Namun banyak sekolah yang belum dapat mengelola sampah, buktinya masih ada saja pegawai kebersihan yang bekerja keras membersihkan sampah di lingkungan sekolah. Padahal aktifitas mereka tentu akan terganggu dengan keberadaan sampah.
Sampah merupakan suatu hal yang merugikan bagi kesehatan dan lingkungan, salah satu contohnya adalah sampah plastik. Hal ini dikarenakan material plastik baru akan terurai sekitar 500 tahun. Selain itu, plastik juga dapat menyumbat saluran air sehingga dapat menyebabkan banjir. Sampah plastik yang menumpuk juga mengundang hewan-hewan penyebab penyakit seperti lalat, belatung, kecoa, dan tikus. Namun, jika jenis sampah tersebut dibakar dapat mencemari udara sekaligus mengganggu saluran pernapasan.
Keberadaan kantin sekolah menjadi salah satu faktor adanya sampah. Kantin merupakan penyedia kebutuhan yang dibutuhkan oleh warga sekolah, seperti alat tulis, buku, makanan dan minuman. Kebanyakan kantin menyediakan jenis-jenis makanan ringan yang disukai oleh para siswa. Makanan di kantin biasanya terbungkus oleh plastik, botol, kertas, maupun daun. Bungkus makanan inilah yang menjadi sampah. Sampah bekas makanan ada yang berupa sampah kering dan ada juga basah. Sehingga dari keberagaman sampah tersebut perlu dilakukan pengolahan sampah yang lebih lanjut.
Siswa merupakan salah satu bagian dari warga sekolah  yang dapat mengelola sampah dengan baik dan benar. Sebelum diolah, pemilahan sampah perlu dilakukan agar dapat dikelola secara maksimal. Berdasarkan jenisnya, sampah dibedakan atas sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang nantinya dapat digunakan untuk memupuk tanaman disekitar sekolah. Sedangkan untuk sampah anorganik dapat diterapkan konsep 3R, yaitu reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali untuk fungsi yang sama atau fungsi lain. Konsep ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang ada di sekitar kita. Wadah kosong seperti botol bekas dapat digunakan kembali sebagai tempat spidol dan alat tulis. Selain itu menggunakan serbet untuk membersihkan meja dapat mengurangi penggunaan tisu. Contoh berikutnya adalah pemakaian kertas bekas untuk pembuatan nota dan buram.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Langkah ini juga dapat diterapkan dalam mengolah sampah di sekolah. Seperti plastik dapat dikurangi dengan membawa tas sendiri untuk membawa barang-barang. Sehingga dapat lebih menghemat penggunaan plastik kresek. Untuk penggunaan plastik bekas air mineral dapat dikurangi pembeliannya dan membawa air minum sendiri dari rumah
Di sekolah biasanya terdapat banyak kertas bekas. Kertas bekas ini berasal dari koran lama, soal ujian, lembar jawab siswa dan berkas-berkas administrasi sekolah. Apabila kertas bekas ini terus dikumpulkan, maka yang terjadi hanya akan memenuhi gudang dan menjadi sampah. Sehingga perlu suatu kreatifitas untuk menyulap jenis sampah kertas tersebut menjadi suatu barang yang berguna kembali. Sampah ini dapat bernilai seni, dengan menerapkan konsep 3R yaitu recycle. Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Konsep recycle mampu mengembangkan kreativitas siswa sehingga dapat menciptakan benda baru, seperti topeng dan pigura. Selain sampah kertas, sampah plastik yang banyak ditemukan di sekolah juga harus diolah. Dalam mengolah plastik diperlukan kreativitas siswa, seperti membuat miniatur, hiasan meja, dan kerajinan lain. Selain itu, sebagian besar inventaris sekolah merupakan barang-barang elektronik, seperti komputer, printer, telepon, dan lain-lain. Apabila barang-barang tersebut rusak, maka yang terjadi hanya akan memenuhi gudang. Sehingga perlu di lakukan pengelolaan yang dapat menjadikan elektronik bekas menjadi bermanfaat kembali, seperti mengolah komponen-komponen elektronik menjadi robot. Dari hasil kreativitas inilah sampah yang tadinya tidak berguna dapat menjadi sesuatu yang indah.

Sampah suatu  hal yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Mereka berpikir sampah hanyalah hal yang kotor dan tidak bermanfaat. Namun pemahaman tersebut adalah salah. Jika hanya dibiarkan menumpuk, sampah memanglah benda yang kotor dan sangat mengganggu kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, sampah harus diolah agar tercipta zero trash (nol sampah). Salah satu cara untuk menciptakan ZERO TRASH adalah dengan melakukan 3R yaitu reduce, reuse dan recycle. Dengan dilakukannya 3R tersebut maka akan tercipta ZERO TRASH yang akan sangat menguntungkan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah akan lebih terlihat asri, indah, juga terawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar