Penulis : Fathiyah Hasna |
Sampah merupakan suatu hal yang tidak pernah luput dari kehidupan manusia. Hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan (konsumsi) manusia yang terus meningkat. Semakin tinggi tingkat konsumsi manusia maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Oleh karena itu, masalah sampah tidak akan ada habisnya, karena sampah selalu berhubungan dengan pola hidup manusia.
Kebanyakan orang malas membuang sampah pada tempatnya. Padahal
mereka telah mengerti akibat dari membuang sampah sembarangan. Bukankah sudah
ada peringatan-peringatan mengenai membuang sampah? Bahkan banyak media cetak
dan elektronik yang menampilkan dampak buruk akibat sampah. Namun masih ada
saja penduduk yang tidak menghiraukan peringatan-peringatan tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa setiap kalangan belum memiliki kesadaran untuk membuang
sampah pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu adanya penanaman kesadaran dalam
membuang dan mengelola sampah dengan benar, salah satunya di sekolah.
Sekolah merupakan tempat berbasis pendidikan yang seharusnya dapat
mengelola sampah dengan benar. Di dalamnya terdapat kaum terpelajar yang
terdiri atas kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai kebersihan. Namun banyak
sekolah yang belum dapat mengelola sampah, buktinya masih ada saja pegawai
kebersihan yang bekerja keras membersihkan sampah di lingkungan sekolah.
Padahal aktifitas mereka tentu akan terganggu dengan keberadaan sampah.
Sampah merupakan suatu hal yang merugikan bagi kesehatan dan
lingkungan, salah satu contohnya adalah sampah plastik. Hal ini dikarenakan
material plastik baru akan terurai sekitar 500 tahun. Selain itu, plastik juga
dapat menyumbat saluran air sehingga dapat menyebabkan banjir. Sampah plastik yang
menumpuk juga mengundang hewan-hewan penyebab penyakit seperti lalat, belatung,
kecoa, dan tikus. Namun, jika jenis sampah tersebut dibakar dapat mencemari
udara sekaligus mengganggu saluran pernapasan.
Keberadaan kantin sekolah menjadi salah satu faktor adanya sampah. Kantin
merupakan penyedia kebutuhan yang dibutuhkan oleh warga sekolah, seperti alat
tulis, buku, makanan dan minuman. Kebanyakan kantin menyediakan jenis-jenis makanan
ringan yang disukai oleh para siswa. Makanan di kantin biasanya terbungkus oleh
plastik, botol, kertas, maupun daun. Bungkus makanan inilah yang menjadi
sampah. Sampah bekas makanan ada yang berupa sampah kering dan ada juga basah. Sehingga
dari keberagaman sampah tersebut perlu dilakukan pengolahan sampah yang lebih
lanjut.
Siswa merupakan salah satu bagian dari warga sekolah yang dapat mengelola sampah dengan baik dan
benar. Sebelum diolah, pemilahan sampah perlu dilakukan agar dapat dikelola
secara maksimal. Berdasarkan jenisnya, sampah dibedakan atas sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang nantinya
dapat digunakan untuk memupuk tanaman disekitar sekolah. Sedangkan untuk sampah
anorganik dapat diterapkan konsep 3R, yaitu reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali untuk fungsi yang sama atau
fungsi lain. Konsep ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang ada di
sekitar kita. Wadah kosong seperti botol bekas dapat digunakan kembali sebagai tempat
spidol dan alat tulis. Selain itu menggunakan serbet untuk membersihkan meja
dapat mengurangi penggunaan tisu. Contoh berikutnya adalah pemakaian kertas
bekas untuk pembuatan nota dan buram.
Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah.
Langkah ini juga dapat diterapkan dalam mengolah sampah di sekolah. Seperti
plastik dapat dikurangi dengan membawa tas sendiri untuk membawa barang-barang.
Sehingga dapat lebih menghemat penggunaan plastik kresek. Untuk penggunaan
plastik bekas air mineral dapat dikurangi pembeliannya dan membawa air minum
sendiri dari rumah
Di sekolah biasanya terdapat banyak kertas bekas. Kertas bekas ini
berasal dari koran lama, soal ujian, lembar jawab siswa dan berkas-berkas
administrasi sekolah. Apabila kertas bekas ini terus dikumpulkan, maka yang
terjadi hanya akan memenuhi gudang dan menjadi sampah. Sehingga perlu suatu
kreatifitas untuk menyulap jenis sampah kertas tersebut menjadi suatu barang
yang berguna kembali. Sampah ini dapat bernilai seni, dengan menerapkan konsep
3R yaitu recycle. Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang
atau produk baru yang bermanfaat.
Konsep recycle mampu mengembangkan kreativitas siswa sehingga dapat
menciptakan benda baru, seperti topeng dan pigura. Selain sampah kertas, sampah
plastik yang banyak ditemukan di sekolah juga harus diolah. Dalam mengolah
plastik diperlukan kreativitas siswa, seperti membuat miniatur, hiasan meja,
dan kerajinan lain. Selain itu, sebagian besar inventaris sekolah merupakan barang-barang
elektronik, seperti komputer, printer, telepon, dan lain-lain. Apabila
barang-barang tersebut rusak, maka yang terjadi hanya akan memenuhi gudang.
Sehingga perlu di lakukan pengelolaan yang dapat menjadikan elektronik bekas
menjadi bermanfaat kembali, seperti mengolah komponen-komponen elektronik
menjadi robot. Dari hasil kreativitas inilah sampah yang tadinya tidak berguna
dapat menjadi sesuatu yang indah.
Sampah suatu hal yang
dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Mereka berpikir sampah hanyalah hal yang
kotor dan tidak bermanfaat. Namun pemahaman tersebut adalah salah. Jika hanya dibiarkan
menumpuk, sampah memanglah benda yang kotor dan sangat mengganggu kesehatan dan
lingkungan. Oleh karena itu, sampah harus diolah agar tercipta zero trash (nol
sampah). Salah satu cara untuk menciptakan ZERO TRASH adalah dengan melakukan
3R yaitu reduce, reuse dan recycle. Dengan dilakukannya 3R tersebut maka akan
tercipta ZERO TRASH yang akan sangat menguntungkan lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah akan lebih terlihat asri, indah, juga terawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar