Penulis : Nadia Miladinnur |
Sampah
yang biasa kita temui sehari-hari adalah sampah rumah tangga. Dari berbagai
macam sampah, sampah rumah tangga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah rumah tangga adalah sampah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga yang bisa berupa sisa-sisa sayuran,
buah-buahan, kertas, kardus, pecahan kaca, dll. Sampah rumah
tangga organik (degradable) adalah sampah yang dapat mengalami
pembusukan seperti sisa-sisa sayuran, buah-buahan,dll. Sedangkan sampah rumah
tangga anorganik (undegradable) adalah sampah yang tidak dapat mengalami
pembusukan seperti botol, kaleng, kaca, dll.
Ada beberapa macam sampah rumah tangga yang
masih dapat diolah sehingga memiliki nilai ekonomi atau kegunaan lain bagi
manusia. Untuk itu, kita perlu memiliki pemahaman tentang sampah dan bagaimana
mengelolanya agar dapat berguna bagi kehidupan kita.Berbeda jenis sampah, maka
berbeda pula cara pengelolaannya.
Cara pengelolaan yang pertama adalah dengan
cara “Daur Ulang” (recycle). Dalam proses daur ulang ini, kita dapat
melakukan pemanfaatan sampah rumah tangga organik (degradable) dan
pemanfaatan sampah rumah tangga anorganik (undegradable). Sampah rumah
tangga organik yang bisa berupa sisa-sisa sayuran dan buah-buahan ini, dapat
kita sulap menjadi kompos yang memiliki daya guna dalam kehidupan masyarakat.
Sementara sampah rumah tangga anorganik bisa berupa kertas, plastik, kardus,
dan kaca dapat diolah secara langsung yaitu pembuatan kerajinan
yang berbahan dasar dari barang bekas. Secara tidak
langsung yaitu dengan cara menjual barang-barang bekas tersebut kepada
pengepul. Yang nantinya barang-barang bekas itu pun akan didaya gunakan kembali
dan akan menghasilkan suatu barang yang dapat memiliki nilai
ekonomi yang tinggi.
Cara
pengelolaan sampah rumah tangga yang kedua adalah dengan cara pengelompokan dan
pengurangan sampah. Usaha ini adalah usaha yang paling mudah dilakukun
dan tidak membutuhkan kerja keras. Karena itulah, usaha ini yang paling banyak
digemari di lingkungan sekitar untuk mengelola sampah. Pengelompokan sampah
dapat dilakukan menyediakan beberapa bak sampah. Setiap bak
sampah, akan terisi oleh satu jenis sampah rumah tangga. Misalnya disediakan 3
bak sampah. Satu bak sampah, untuk sampah organik (sampah dapur seperti sisa-sisa
sayuran), satu bak sampah untuk sampah anorganik (plastik, kertas, kardus,
dll), dan satu bak sampah lagi, dapat digunakan untuk menampung sampah-sampah
yang berasal dari pecahan-pecahan kaca. Dengan dilakukannya pengelompokan, maka
akan mempermudah kita untuk melakukan daur ulang terhadap sampah-sampah.
Selain
pengelompokan sampah, ada juga pengurangan sampah. Pengurangan sampah ini dapat
dilakukan dengan cara membakar sampah padat seperti kertas, kardus, plastik,
dll. Namun, jika diamati dan kita rasakan, usaha ini akan mengakibatkan polusi
udara yang dapat merusak lapisan ozon dan dapat mengganggu saluran pernafasan.
Meskipun demikian, namun usaha inilah yang banyak digemari kalangan masyarakat
dalam rangka pengelolaan sampah. Karena usaha ini adalah usaha yang sangat
mudah dilakukan dan tidak membutuhkan kerja keras untuk menghasilkan lingkungan
yang bebas dari sampah.
Meskipun
ada beberapa usaha yang lebih mudah, namun ada juga sebagian orang yang lebih
memilih mengolah sampah dengan menjadikannya sebagai barang yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Misalnya menjadikan pecahan kaca menjadi suatu kerajinan antik
dengan beraneka warna, motif, dan bentuk. Dengan keanekaragaman inilah yang
menjadikan barang antik ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Selain
itu, ada juga dengan cara pembuatannya yang membuat harga per satuannya hingga
mencapai jutaan rupiah.
Masalah sampah
yang sering kita jumpai ini, dapat kita kelola dengan melakukan daur ulang,
pengelompokan dan pengurangan sampah. Sehingga banyaknya sampah tidak akan
menjadi masalah bagi kita semua. Sampah yang awalnya adalah suatu barang bekas
yang menjijikan akan dapat diubah menjadi suatu kerajinan yang dapat
meningkatkan perekonomian. Hal inilah yang bisa kita lakukan yaitu mengelola
sampah menjadi rupiah.